PORIFERA
Porifera (Latin: porus = pori, fer = membawa), tubuhnya berpori diploblastik, simetri radial, tersusun atas sel-sel yang bekerja secara mandiri (belum ada kordinasi antar sel yang satu dengan sel-sel yang lainnya). Fase dewasa bersifat sesil (menetap pada suatu tempat tanpa mengadakan perpindahan), dan berkoloni. Habitat umunya air laut dan ada yang di air tawar (Famili Spongilidae). Bentuk tubuh: kipas, jambangan bunga, batang globular, genta, terompet, dan lain-lain. Warna tubuh: kelabu, kuning, merah, biru, hitam, putih keruh, coklat, jingga (sering berubah tergantung tempat sinar). Memiliki lubang-lubang kecil seperti spons, lubang kecil ostium untuk masuk air dan lubang oskulum untuk keluar air dan mempunyai rongga sentral (spongocoel). Porifera merupakan hewan mutiseluler yang paling sederhana. Porifera sudah terdapat pembagian tugas kehidupan (diferensiasi), hal ini mencirikan organisme tersebut mempunyai tingkat yang lebih tinggi dari Filum Protozoa. Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan.
Filum hewan ini lebih dikenal sebagai spons. Spons adalah multiselular (bersel banyak) yang primitif, mungkin berasal dari jaman Paleozoik sekitar 1,6 miliyar tahun yang lalu. Berbeda dengan Eumatozoa, spons tidak mempunyai jaringan yang terorganisasi. Di dunia terdapat sekitar 5.000 jenis spons yang berbeda. Sebarannya sangat luas. Mereka bahkan dijumpai dibawah tutupan es dari Kutub Selatan. Spons biasanya merupakan hewan menetap pada jenis dewasa. Sebenarnya didukung oleh larva yang bergerak aktif atau oleh hewan muda yang terbawa arus sebelum mereka menempel.
Tubuh spons terdiri dari dua lapisan sel, diantara kedua lapisan tersebut terdapat bagian yang tersusun dari bahan yang lunak disebut mesoglea. Sel-sel yang membentuk lapisan dalam mempunyai flagea, yang mengatur aliran sel-sel ini dapat ”menangkap” partikel makanan.
Bentuk spons ditentukan oleh kerangka tubuh. Kerangka tersusun dari spikula. Spikula tersebut dari sel-sel yang terdapat dalam mesoglea. Spikula tersusun dari silika atau kapur (kalsium karbonat). Beberapa spons tidak memiliki serabut-serabut yang lentur dari zat yang disebut spongin. Spons terdapat di perairan yang dangkal di daerah tropis. Bila spons diolah dapat digunakan untuk bahan atau alat pembersih.
Seperti yang kita ketahui suatu organisme yang melekat pada suatu substrat, harus mempunyai cara untuk menyebar keturunannya ke tempat lain. Untuk tujuan itu spons menghasilkan larva kecil yang dapat ”berenang” dengan bebas. Larva tersebut memisahkan diri dari induknya dan setelah menemukan tempat hidup yang sesuai larva akan melekat disitu dan berkembang menjadi hewan dewasa.
Berdasar fosil porifera yang ditemukan menunjukkan bahwa spons adalah salah satu hewan yang pertama kali muncul di bumi. Tetapi tidak ada bukti bahwa ada hewan yang berkembang dari spons. Spons seakan-akan menempati suatu tempat yang agak unik dalam dunia hewan, oleh karena itu oleh bebrapa ahli taksonomi, porifera dimasukkan dalam suatu kelompok yang disebut parazoa.
Klasifikasi
Berdasarkan bahan pembentuk kerangka tubuhnya serta spikula, Porifera terdiri atas 3 kelas dan 12 ordo, yaitu:
1. Calcarea (Calcipsongiae)
Hidup di laut (pantai dangkal), bentuk tubuh sederhana, kerangka tubuh tersusun atas CaCO3, koanositnya besar dan terdiri dari 2 ordo :
· Asconosa (tipe askon yang kemudian berubah menjadi tipe Rhagon / leucon). Contoh spesies: Leucosolenia
· Syconosa (tipe sikon, tetapi kemudian berubah menjadi tipe Rhagon / leucon). Contoh spesies: Scypha
2. Hexactinellida (Hyalospogiae)
Hidup di laut dalam, kerangka tubuhnya tersusun atas bahan kersik / silikat (H2S13O7, spikula berduri 6 (heksason), memiliki saluran air sederhana dan terdiri dari 2 ordo :
· Hexastephora (spikulanya kebanyakan berbentuk bintang / astrose). Contoh spesies: Euplectella
· Amphidiscophora (spikulanya berbentuk ampfidiskus). Contoh spesies: Hyalonema
3. Domospongiae
Umumnya hidup di laut, beberapa spesies hidup di air tawar. Pada umunya tidak mempunyai rangka dan kalu ada rangka terbuat dari kersik, spongin atau campuran keduanya. Kelas Domospongiae terdiri dari 8 ordo, yaitu :
· Carnosa (rangka tubuh tersusun atas bahan organik yang berbentuk bubur atau koloidal, kadang-kadang ditemukan spikula kecil). Contoh spesies: Chondrosia
· Choristida (rangka tersusun atas spikula-spikula yang berjajar empat, mencuat dari suatu titik sentral). Contoh spesies: Geodia
· Epipolasida (bentuknya sperikal, spikula monakson serta mencuat menjari dari daerah sentral tubuhnya). Contoh spesies: Tethya
· Hadromerina (spikula berbentuk seperti pines). Contoh spesies: Cliona
· Halichondria (spikula berujung dua atau berbentuk seperti bulu). Contoh spesies: Halichondria
· Poeciloclerina (rangka tubuh tersusun atas berbagai bentuk spikula dan kadang-kadang spongin). Contoh spesies: Microciona
· Haplosclerina (berangka fibrosa). Contoh spesies: Haliclona
· Keratosa (tidak berspikula, berangka sponging). Contoh spesies: Spongia (alat penggosok pada waktu mandi)
Struktur Anatomi dan Morfologi
Tubuhnya diplobalstik, yaitu hewan yang sel-sel tubuhnya berasal dari dua lapisan sel yaitu endodermis dan ektodermis, serta tidak memiliki coelom (rongga tubuh) :
1. Lapisan luar / Epidermis = epithelium dermal
Terdiri atas pinakosit = pinako-derma (berbentuk sel-sel polygonal yang merapat)
2. Lapisan dalam / Endodermis
Terdiri atas jaringan sel berleher (Koanosit). Sel koanosit berfungsi sebagai organ respirasi dan mengatur pergerakan air.
3. Diantara lapisan luar dan lapisan dalam terdapat mesophyl (mesoglea). Didalam meoglea terdapat organel-organel:
a. Gelatin protein matrik.
b. Amubosit (sifat mobil / mengembara). Sel amubosit berfungsi untuk transportasi O2 dan zat-zat makanan, ekresi, dan penghasil gelatin.
c. Arkeosit merupakan sel amubosit yang tumpul dan dapat membentuk sel-sel reproduktif.
d. Porosit / miosit terletak di sekitar pori dan berfungsi untuk membuka dan menutup pori.
e. Skleroblast berfungsi membentuk spikula.
f. Spikula merupakan unsur pembentuk tubuh.
Fisiologi
Spons adalah hewan bersel banyak dengan sel-sel somatik yang dibeda-bedakan ke dalam tipe-tipe untuk fungsi-fungsi khusus, jadi pembagian kerja di antara sel-sel tersebut telah berkembang. Ini merupakan kemajuan nyata yang penting dibandingkan dengan sistem kinerja sel dalam Protozoa laut dari semua tingkat.
A. Proses Pencernaan Makanan
Porifera bersifat holozoik, dan saprozoik. Partikel-partikel makanan yang berupa sisa organisme yang mati dan plankton menempel pada koral. Pada saat itu mikrovili-mikrovili koanosit bertindak sebagai filter. Makanan yang telah disaring oleh filter tadi diolah di dalam vakuola makanan dengan bantuan enzim-enzim pencernaan (karbohidrasi, protease dan lipase). Vakuola tadi kemudian mengadakan gerakan siklosis (dalam rangka mengedarkan sari-sari makanan di dalam sel koanosit itu sendiri). Setelah itu zat-zat makanan akan diedarkan ke sel-sel tubuh secara difusi dan osmosis oleh amubosit.
B. Sistem Pernafasan
Alat pernapasan terdiri atas sel-sel pinakosit (bagian luar), dan koanosit (bagian dalam). Oksigen yang telah ditangkap oleh kedua jenis sel tersebut diedarkan ke seluruh tubuh oleh sel-sel amubosit.
C. Sistem Ekskresi
Zat-zat sampah sisa metabolisme diedarkan dari internal tubuhnya oleh amubosit yang akhirnya dibuang melalui osculum.
D. Sistem Reproduksi
Porifera ada yang bersifat monosious (hermafrodit) dan ada juga yang bersifat diosius. Berkembang biak dilakukan secara seksual dan non seksual.
1. Perkembangbiakan seksual
Perkembangbikan secara seksual belum dilakukan dengan alat kelamin khusus. Baik ovum maupun spermatozoid berkembang dari sel-sel amubosit khusus yang disebut arkeosit. Ovum yang belum atau telah dibuahi oleh sprematozoid tetap tinggal di dalam tubuh induknya (mesoglea). Setelah terjadi pembuahan, maka zigot akan mengadakan pembelahan berulang kali, akhirnya terbentuk larva berambut getar yang disebut amphiblastula, dan amphiblastula ini kemudian akan keluar dari dalam tubuhnya melalui oskulum. Setelah amphiblastula ini tiba di lingkungan eksternal, dengan rambut getarnya kemudian ia akan berenang-renang mencari lingkungan yang bisa menjamin kelangsungan hidupnya (kaya O2 dan zat-zat makanan). Larva ini kemudian akan berubah menjadi Parenchymula. Bila telah menemukan tempat yang sesuai maka ia akan melekatkan diri pada suatu objek tertentu dan selanjutnya tumbuhan menjadi Porifera baru.
2. Perkembangbiakan Non seksual
Perkembangbiakan secara non seksual dilakukan dengan cara membentuk tunas atau kuncup ke arah luar yang kemudian memisahkan diri dari induknya dan hidup sebagai individu baru. Dengan membentuk kuncup kearah dalam (gemul = butir benih). Cara ini terjadi sebagai penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang menguntungkan. Gemul dibentuk dari sel arkeosit, dikelilingi oleh dinding tebal dari kitin dan diperkuat oleh spikula, serta dilengkapi oleh zat makanan. Cara reproduksi demikian umumnya ditemukan pada Porifera yang hidup di air tawar.
E. Sistem saluran Air
Berdasarkan tempat proses terjadinya pengambilan zat-zat makanan atau sistem saluran air, Porifera dibedakan menjadi 3 buah tipe, yaitu:
1. Ascon
Dinding tubuh tipis dilengkapi dengan Chodnocyte. Merupakan tipe yang paling sederhana, proses pengambilan zat-zat makanan yang terjadi di dalam spongocoel (rongga tubuh bagian tengah). Pori / ostium berhubungan langsung ke spongocoel.
Contoh spesies: Leukosolenia
2. Sycon
Pada prinsipnya sama dengan Ascon tetapi dinding spongocoel mengadakan pelekukan kearah epidermis sehingga membentuk Radial Canal ( canal-canal horizontal yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher / Choanocyle) dan Incurent Canal ( saluran masuk yang satu sama lain).
- Prosophyle, ialah lubang dimana air mulai masuk
- Apophyle, ialah lubang dimana air masuk dari radial canal kedalam spongocoel.
Proses pengambilan makanan terjadi di dalam rongga berflagel. Pori / ostium dihubungkan dengan saluran bercabang dengan spongoceol.
Contoh spesies: Scypha
3. Rhagon / Leucon
Dinding tubuh dilengkapi dengan Musenchum / Mesagka yang tebal dan didalamnya terdapat sistim canal yang bercabang-cabang dan komplex.
Dimana pada suatu tempat sistim canal tersebut membulat dan membentuk rongga yang dindingnya dilengkapi dengan sel-sel leher (Chronocyte).
Proses pengambilan zat-zat makanan terjadi di kamar (ruang) kecil yang berflagel yang tedapat di bagian tengah saluran. Flagel tersebut berasal dari koanosit-koanisit yang melapisi dinding kamar / ruang tersebut.
Contoh spesies: Spongia
Sistem saluran air dimulai dari pori dan diakhiri pada lubang keluar utama yang disebuy oskulum. Sebelum air dikeluarkan melalui oskulum, air yang berasal dari segala jurusan tubuh itu terlebih dahulu ditampung di dalam rongga sentral (spongocoel).
Fungsi aliran ini adalah sebagai sarana dalam penyelenggaraan pertukaran zat (partikel-partikel makanan, O2, CO2, dan zat-zat sisa metabolisme) dari daerah eksternal ke daerah internal dan sebaliknya. Dan sebagai sarana dalam pengeluaran benda-benda reproduktif dan penyebaran generasi. Sehubungan dengan aliran air ini, Porifera dalam ukuran sedang (10 cm), setiap harinya tidak kurang dari 2640 m3 air keluar masuk melalui tubuhnya. Pada leuconia (Leucandara), bertipe Leucon dengan tinggi 10 cm, diameter 1 cm, dengan jumlah flagel 2.250.000, ternyata dapat memompa air sebanyak 22,5 liter/hari, dan kecepatan air yang keluar dari oskulum sebesar 8,5 cm/detik.
F. Sistem saraf
Belum memiliki sistem saraf. Yang menanggapi rangsang adalah sel-sel individual.
Ekologi
Porifera dapat ditemukan di hampir semua habitat air, meskipun paling umun dan beragam terdapat di laut. Banyak dari spesies Porifera yang mengandung zat beracun, di mungkinkan untuk melindungi diri dari predator. Porifera juga menyediakan rumah bagi beberapa tanaman kecil yang tinggal di sekitarnya. Antara bakteri dan alga terdapat hubungan simbiosis dengan Porifera, dimana Porifera menyediakan perlindungan, serta bakteri dan alga menjadi sumber makanan. Porifera dapat merugikan karena dapat hidup melekat pada kulit tiram sehingga menurunkan kualitas tiram.
Manfaat
Di Indonesia Porifera belum memiliki nilai ekonomis, akan tetapi di Amerika telah terdapat pabrik-pabrik spons dari golongan Demospongia yang dapat dimanfatkan sebagai alat pembersih. Rangka tubuh porifera mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, karena Euspongia mollisima dapat dimanfaatkan sebagai alat pembersih (penggosok) alam yang harganya mahal ataupun sebagai pengisi jok (tempat duduk) kendaran bermotor, spons mandi (Spogia sp dan Hippospongia sp), Euspongia oficinalis merupakan spons yang biasa digunakan mencuci. Tubuh Porifera yang mati
Porifera juga dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan dalam farmasi yang memberikan pengaruh yang luas untuk kesehatan. Secara tidak langsung, bisa digunakan untuk obat penyakit pernapasan dan kardiovaskuler, pencernaan, anti-inflammatory, antitumor, dan antibiotik. Selain itu, senyawa kimia yang terkandung dalam spons sangat efektif sebagai antimikroba, antimalaria, spermatisida, insektisida, bahkan beberapa jenis spons menunjukkan aktivitas sitotoksik terhadap sel kanker.
Porifera merupakan salah satu organisme laut yang bisa diolah sebagai bahan pangan. Sponge yang sudah mati dan mengeras bisa juga jadi batu gosok (ampelas) untuk kayu dan juga dapat digunakan sebagai hiasan.
Tapi sponge nampaknya lebih baik dibiarkan di laut. Fungsinya dalam menjaga ekosistem laut jauh lebih bermanfaat dibandingkan dieksplorasi untuk keperluan industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar