Kamis, 03 Mei 2012

Protozoa (resum)

Setelah kita ngebahas tentang Filum Porifera, sekarang kita bahas tentang  Filim Protozoa yang susunan tubuhnya lebih sederhana dari Prifera.


A.      Klasifikasi
Phylum protozoa di bagi menjadi 4 kelas dan pembagian kelas tersebut berdasarkan alat gerak yang dimilikinya yaitu :
1.    Kelas Sacrodina (Rhizopoda)
Rhizo = akar, poda = kaki, pseudo = palsu.  Sarcodina / Rhizopoda ialah hewan bersel satu dapat membentuk kaki semu (Pseudopodia).
Hidupnya : - di air tawar,  - di air laut, - parasit pada tubuh hewan / manusia.


Ordo-ordonya :
a.    Amoeba, hidup bebas di air tawar, dengan memanfaatkan bahan organic disekitarnya. Berdasarkan cara hidupnya Amoeba dibedakan menjadi dua: (1) Hidup di luar tubuh organisme lain/manusia disebut Ecto Amoeba (ectomoeba), contohnya Amoeba proteus. (2) hidup dalam tubuh organisme lain/manusai Enta Amoeba (Entamoeba), Contoh : Entamoeba histolitic / Entamoeba dysenteries di usus halus, Entamoeba ginggivalis, dan Entamoeaba coli penghuni usus tebal;
b.    Foraminifera, hidaupnya di laut, mempunyai kerangka luar dari zat kapur yang berlubang tempat menjulurnya protoplasma. Contoh Foraminifera yang hidup sebagai bentos: Lagena sp, Bolivina sp, Textularia sp, Quinqueloculina sp, Cibicides sp, Nososaria sp, Asterorotalia sp. Contoh Foraminifera yang hidup sebagai plankton:  Globigerina bulloiders, Hestigerina pelagica, Orbulina sp, Globorotalia sp, Hastigerinella sp.
c.    Radiolaria, mempunyai kerangka luar dri zat kersik (silikat). Contoh: Lichnaspis giltochii.
d.    Heliozoa, rangka luuar dari kersik, bercelah-celah tempat kelurnya pseudopodia, hidup di air tawar. Contoh: Actinophrys sol.
2.    Flagellata / Mastigophora
Flagrum = masti = bulu cambuk. Hewan dari kelompok ini mempunyai flagel (cambuk) sebagai
alat geraknya, sehingga disebut kelas Flagellata atau Mastigophora. Selain sebagai alat gerak,
flagel juga digunakan untuk medapatkan makanan, karena getaran flagel menyebabkan
terjadinyaaliran air sekitar hewan tersebut yang membawa makanan dalam bentuk pertikel padat.
Hidup di air tawar, di laut, atau parasit pada organisme lain / manusia.
Ordo-ordo:
a.       Euglena viridis (ber-chlorophyll) dan Astasia sp (tidak ber-chlorophyll). Bila Euglena viridis (berwarna hijau) dipelihara dan diberi streptomysin, warna hijau akan hilang. Kedua-duanya hidup di air tawar.
b.      Noctiluca scintilluca / Noctiluca miliaris, hidup dilaut, ada 2 flagel panjang dan pendek, saling bersimbiosis dangan Alga. Noctiluca dapat menyebabkan laut bercahaya pada malam hari (luminescent).
c.       Volvox globator, hidup air tawar, merupakan koloni dari beribu-ribu benatang bersel satu dengan masing-msing mempunyai 2 flagel.
d.      Trypanosoma, mempunyai 1 flagel, hidup sebagai parasit pada binatang/manusia, penyebab penyakit tidur. Trypanosoma gabiense ditularkan oleh lalat tsetse Glossina palpalis sedangkan Trypanosoma rhodensia oleh Glossina morsitans. Trypanosoma cruzi penyebab anemia pada anak kecil. Trypanosoma evansi penyebab penyakit surra pada binatang ternak. Leismania donovani serupa Trypanosoma penyebab penyakit kala azar.
3.    Kelas Ciliata / Infusoria
Cilium = kelopak mata. Yang menjadi ciri khas dari kelas ciliata, ialah adanya tonjolan protoplasma yang membentuk rambut-rambut getar atau silia dan berfungsi sebagai alat gerak. Hewan-hewan yang umumnya hidup di air tawar dan di laut mempunyai dua buah inti sel (nucleus), yang kecil disebut micronucleus berfungsi pada perkembangbiakan sedangkan yang besar disebut makronukleus berfungsi sebagai pengatur pada proses metabolisma, pertumbuhan, dan perkembangan serta proses lainnya dalam tubuh.
Ordo-ordonya:
a.       Didinium nasutum (Holotricha), merupakan predator di dalam ekosistem perairan, dapat menjadi pemangsa Paramecium.
b.      Stenor coerileus (heterortcricha), biasanya menetap pada suatu tempat, sekalipun suatu waktu dapt berpindah tempat.
c.       Vorticella campanula (peritricha), bertangkai lurus atau spiral, hidup pada suatu tempat, silia hanya sekitar mulut.
d.      Sytlonychia mytilus (Hypotricha), bentuk sepiral siput, silia berkelompok-kelompok hidup menyerap di dasar kolam, benya terdapat pada permukaan daun yang terendap air.
e.       Podophyra collini, etika masih muda bersilia dan setelah dewasa bertentakel untuk mengisap zat-zat dari mangsanya, juga bertangkai ciliata yang bersilia ketika muda dan bertangkai, oleh beberapa ahli dimasukkan ke dalam kelas tersendiri yaitu kelas Suctoria.
4.    Kelas Sporozoa
Sporo = benih, spora, zoion = binatang. Disebut sporozoa karena daur hidupnya terdapat tahapan berupa spora yaitu sel individu yang mempunyai sel pelindung sehingga tahan terhadap lingkungan yang tidak menguntungkan. Kelompok hewan bersel satu ini tidak mempunya alat gerak dan hidup sebagai parasit pada hewan maupun manusia. Hewan ini pun tidak memiliki alat yang berfungsi sebagai mulut, makanan diserap dari inangnya melalui seluruh permukaan tubuh. Ordo-ordonya:
a.    Plasmodium, berkembang biak secara tidak kawin di dalam tubuh manusia, sedangkan perkembangbikan secara kawin terjadi di dalam tubuh nyamuk betina dari genus Anopheles. Contohnya: P. malariae, menyebabkan malaria kwartana; P. vivax, menyebabkan malaria tertiana; P. falciparum menyebabkan malaria tropika.
b.    Gregarinida. Contohnya: Monocystis sp.
B.       Morfologi dan Anatomi
Rhizopoda
Flagellata
Ciliata
Sporozoa
Dinding tubuh plasmolemma, bentuk tubuh berubah-ubah.
Dinding tubuh berupa pellicle (selaput yang fleksibel), bentuk relatif tetap.
Dinding tubuh berupa pellicle, bentuk relatif tetap.

Dinding tubuh berupa pellicle, bentuk relatif tetap.

Bergerak dengan pseudopodium: lobopodia, filopodia, aksopodia, dan retikulopodia
Bergerak dengan flagellum.

Bergerak dengan cilia.

Tidak memiliki alat gerak atau bergerak dengan sel itu sendiri

Memiliki inti jelas
Memiliki inti dan pada beberapa species memiliki kloroplast dengan klorofilnya yang berfungsi untuk fotosintesis

Memiliki inti dan beberapa species intinya lebih dari satu, contoh Paramecium Aurelia

Memiliki inti dan pada waktu melakukan pembelahan ganda, inti membelah berulang-ulang, setiap inti membentuk pembungkusnya dan akhirnya dihasilkan individu anak yang cukup banyak.
Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada.
Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada.

Bagi yang hidup bebas terdapat vakuola kontraktil, sementara hewan parasit tidak ada.

Tidak memiliki vakuola kontraktil


C.      Fisiologi
Rhizophoda
Flagellata
Ciliata
Sporozoa
Respirasi melalui permukaan tubuh

Respirasi melalui permukaan tubuh

Respirasi melalui permukaan tubuh

Respirasi melalui permukaan tubuh

Ekskresi melalui permukaan tubuh.

Ekskresi melalui permukaan tubuh.

Ekskresi melalui permukaan tubuh dan vakuola  kontraktil bagi yang hidup bebas.

Ekskresi melalui permukaan tubuh.

Vakuola  kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

Vakuola  kontraktil: sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air, tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

V akuola kontraktil berfungsi sebagai osmoregulator atau pengatur keseimbangan air tapi dapat juga berfungsi sebagai alat ekskresi.

Tidak terdapat vakuola kontraktil, karena hidupnya parasit

Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.

Bagi yang berklorofil holofitik dan yang tidak pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.

Pencernaan makanan secara internal pada vakuola makanan.

Merupakan hewan yang saprofitik.

Reproduksi : Vegetatif: pembelahan biner, secara ortodhox.

Generatif: -

Reproduksi : Vegetatif: pembelahan biner, secara longitudinal.

Generatif: terjadi pada flagellata berkoloni, misalnya Volvox sp. Proses reproduksi:
Sperma x Ovum Fertilisasi
Zigot
Zigospora
Zoospora
Individu baru
Reproduksi : Vegetatif: pembelahan biner, secara transversal.

Generatif: konyugasi pada Paramecium caudatum dan autogami pada Paramecium Aurelia

Reproduksi : Melalui pergiliran keturunan antara fase vegetatif pada tubuh manusia dan fase generatif pada tubuh nyamuk Anopheles betina.
                                                                                                                   
D.      Ekologi
Sebagai predator, mereka memangsa uniseluler atau berserabut ganggan, bakteri, microfungi. Protozoa memainkan peran baik sebagai herbivora dan konsumen di decomposer dari rantai makanan. Protozoa juga memainkan peranan penting dalam mengendalikan populasi bakteri dan biomas.
Beberapa protozoa memiliki tahap kehidupan bolak-balik antara tahap proliferatif (misalnya trophozoites) dan kista aktif. Seperti kista, protozoa dapat bertahan hidup kondisi yang sulit, seperti terpapar ke suhu yang ekstrem dan bahan kimia berbahaya, atau waktu lama tanpa akses terhadap nutrisi, air, atau oksigen untuk jangka waktu tertentu. Menjadi spesies parasit kista memungkinkan untuk bertahan hidup di luar tuan rumah, dan memungkinkan mereka transmisi dari satu host ke yang lain. Ketika protozoa adalah dalam bentuk trophozoites (Yunani, tropho = untuk memberi makan), mereka secara aktif memberi makan dan tumbuh.

E.       Manfaat
1.      Sebagai bahan dasar pembuatan alat gosok. Endapan cangkang radiolaria didasar perairan akan membentuk tanah radiolarian tanah tersebut mengandung zat kersik dan dapat digunakan sebagai bahan penggosok.
2.      Sebagai indokator minyak bumi. Endapan kerangka tubuh Globigerina didasr perairan akan membentuk tanah globigerina. Endapan tersebut bisa dugunakan sebagai petunjuk minyak bumi.
3.      Membantu proses pembusukan sisa makanan. Membantu proses pembusukan sisa-sisa makanan pada manusia. Misal, Entamoeba Coli.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar